pelepasan pembagian sembako mui jember

pelepasan pembagian sembako mui jemberJEMBER – Pengurus MUI Jember menggelar kegiatan pembagian sembako pada kaum Dhuafa di halaman toko Rindang Khatulistiwa Sabtu (8/5/2021). Tujuannya, untuk mengurangi dampak Covid-19 yang dialami oleh warga miskin di Jember.

“Kefakiran itu menjerumuskan orang pada kekafiran,” kata ketua MUI Jember KH Abdul Haris di lokasi. Menurut dia, kekafiran bukan hanya dimaknai dari muslim menjadi non muslim. Namun juga dapat dimaknai peralihan pemahaman dari islam rahmatan lil alamin menjadi paham radikal.

“Dari Islam pro pancasila dan NKRI menjadi anti pancasila dan NKRI,” tambah dia. Untuk itu, pengentasan kemiskinan wajib dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat. Salah satu upaya yang bisa dilakukan dengan membagikan sembako pada warga kurang mampu.

Sementara itu, ketua komisi pemberdayaan ekonomi umat MUI Jember Gus Ihwan Huda al Mujib menambahkan target pembagian sembako itu untuk membantu warga yang terdampak COVID-19. Selain itu, wujud bahwa MUI hadir di tengah masyarakat yang membutuhkan.

“Sembako yang kami bagian sebanyak 200 bungkus,” Tambah dia.

Bupati Jember Hendy Siswanto menambahkan pihaknya akan bekerja sama MUI untuk mengentaskan kemiskinan warga Jember.

Dia mendorong pembagian sembako itu tidak hanya pada momen bulan Ramadhan. Namun bisa dilakukan tiga bulan sekali. Terkait besar kecil bantuan, bupati menyarankan tidak menjadi ukuran. “Yang penting rutin, sebab, sembako dibutuhkan tiap hari untuk makan,” imbuhnya.

Dia menilai perekonomian bisa tumbuh dengan konsep terima kasih. Karena itu, para pengusaha didorong untuk menerapkannya di tengah-tengah perekonomian masyarakat yang sedang lesu akibat Covid-19.

Baginya, bahasa terima kasih itu harus diimplementasikan kepada semua kehidupan, kepada semua orang. “Terima, kasih. Kalau terima saja, tidak bisa. Berhenti. Ilmu profesor pun mati kalau tidak menghayati arti terima kasih. Mau dibuat apa ilmunya, mau dipakai apa. Ilmu itu harus diamalkan,” jelas dia.

Dia mencontohkan sektor perdagangan, kalau hasilnya disimpan saja, maka perekonomian tidak bisa bergerak. Dampaknya, tidak ada pembeli.

Untuk itu, pengusaha harus menerapkan konsep terima kasih yang artinya wajib memberikan bantuan. Tidak harus diminta lebih dulu agar membantu. “Kalau dapat untung, kasihkan lagi. Supaya lebih untung,” tuturnya.

By MUI Jember

Akun Resmi MUI Kab Jember • Rumah Besar Ulama Zu'ama dan Cendekiawan Muslim • Menyebarkan Islam Wasathiyah •

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *